BAB II Tanggung Jawab Orangtua Terhadap Pendidikan Anak
Anak merupakan investasi unggul untuk melanjutkan
kelestarian peradadaban sebuah masyarakat bahkan sebuah bangsa. Maka orangtua
harus memperhatikan pendidikan dan hak-hak anaknya. Orangtua memiliki tugas
yang sangat penting dalam memenuhi dan memperhatikan anak-anaknya. Dalam Islam
usaha orangtua dan pendidik dalam membina dan mendidik anak serta memenuhi
kebutuhan mereka merupakan ibadah dan bernilai pahala di hadapan Allah.
Kedudukan anak bisa dikatakan sebagai jantung hati ayah
dan ibunya yang berjalan dihadapan mereka. Sehingga anak sebagai jantung hati
orangtua selalu ada dalam pemikiran ayah dan ibunya. Anak-anak dijadikan berada
dibawah pengawasan dan perhatian orangtuanya selama anak masih kecil. Apabila
mereka dewasa, mereka hidup mandiri, mengarungi bahtera hajat sendiri beserta
anggota masyarakat lainnya.
Tanggung jawab orangtua memenuhi hak-hak pendidikan anak
dibagi menjadi dua, hak anak dalam kebutuhan pendidikan jasmani dan hak anak
dalam kebutuhan pendidikan rohani. Hak anak dalam kebutuhan pendidikan jasmani
meliputi kebutuhan anak dengan Air Susus Ibu (ASI) dan kebutuhan anak dengan olahraga
(kesehatan tubuh). Sedangkan hak anak dalam kebutuhan rohani adalah kebutuhan
anak sejak lahir sampai dewasa.
A.
Kebutuhan Pendidikan Jasmani Anak
Anak Diberikan Susu Ibu
Menyusui bayi berarti memberikan makanan kepada bayi agar
dapat berkembang dan tumbuh secara sempurna, baik fisik maupun psikisnya. Hal
itu sebagai buktikasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Unsur pendidikan yang
diberikan ibu lewat ASI memiliki arti sangan urgen. Ibu hendaknya
memberikan ASI yang benar-benar halal dan baik. Karena saat menyusui seperti
saripati ibu disedot oleh anak, maka makanan yang di konsumsi ibu adalah
makanan yang halal dan baik.
Bagi anak tidak ada air susu yang lebih baik daripada air
susu ibu. Allah memerintahkan seorang ibu untuk menyusui anaknya:”Para ibu
hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin
menyempurnakan penyusuan” (Qs. Al-Baqarah: 233). Air susu ibu berbentuk
sedemikian rupa agar lambung anak mudah untuk mencernanya. Rasulullah saw.,
bersabda: “Tidak ada air susu yang lebih baik bagi anak yang melebihi air
susu ibu sebab tatkala ia lahir, makanan yang dikonsumsi dalam rahim ibunya
kini berubah menjadi air susu ibu, dan berada diluar rahim melalui puting susu
(ibunya).”
Islam sangat memperhatikan pembinaan dan perawatan anak
secara detail, karena itu Islam mendorong ibu untuk menyusui anaknya. Ibu yang
mau menyusui anaknya akan merasakan kebagahagian tersendiri. Kebiasaan menyusui
anak akan membuat anak mengenal cinta dari ibunya. Sekiranyaibu tidak mau
menyusui anak berarti ibu tidak mencurahkan kasih sayangnya secara penuh kepada
anak. Maka hendaknya pada tahun-tahun pertama anak dapat merasakan kasih sayang
yang utuh dari ibunya. Karena kasih sayang dan cinta ibunya akan melembutkan
hati anak.
Masa sempurna menyusui anak adalah sampai anak berumur
dua tahun, namun ibu dapat menyususi anak kurang dari dua tahun. Allah
menyerahkan masa lamanya menyusui kepada ibu, sehingga ibu dapat memperhatikan
kepentingan anaknya dengan serius. Air susu ibu dapat memberikan hasil dengan
maksimal kepada anak, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
- Ibu harus dalam keadaan sehat dan normal.
- Ibu harus makan berbagai jenis makanan dalam porsi cukup serta mengandung berbagai vitamin yang diperlukan tubuh.
- Ibu tidak boleh minum minuman yang beralkohol, teh dan kopi. Sebab alkohol dan kandungan zat yang ada dalam kopi atau teh dapat menyebabkan anak susah untuk tidur.
- Rasa sedih, gelisah, takut, dan binggung dapat mempengaruhi jumlah air susu yang dihasilkan serta mempengaruhi komposisi air susu.
- Berjalan-jalan ditempat terbuka dan segar akan memperbanyak jumlah air susu ibu.
- Wanita yang menyusui harus lebih banyak mengonsumsi makanan basah dan cair.
Manfaat pemberian ASI secara eksklusif mempunyai manfaat
yang banyak bagi ibu dan anak. Tetapi banyak ibu yang tidak mau menyusui
anaknya karena ibu belum sadar akan pentingnya memberikan ASI. Berikut adalah
beberap manfaat ASI yang dikutip dari disehat.com dan doktersehat.com:
- Meningkatkan kecerdasana anak, yaitu kecerdasan otak dan kecerdasan mental anak karena di dalam ASI terdapat zat yang tidak bisa ditemukan pada susu manapun atau makanan manapun. Zat penting yang dibutuh oleh bayi dan terdapat dalam ASI adalah DHA, AA, Omega 6, laktosa, taurin, protein, laktobasius, vitamin A, kolostrum, lemak, zat besi, laktoferin, dan lisozim.
- Menambah ketebalan tubuh bayi.
- Lebih terjamin mutunya karena ASI keluar langsung dari tubuh ibu dan tidak terkontaminasi oleh bahan-bahan kimia yang dapat membahayakan bayi. ASI juga lebih ekonomis karena gratis dan kualitasnya dijamin baik. Selain itu juga ASI tidak basi dan selalu segar.
- Mencegah infeksi usus bayi karena sistem pencernaan bayi masih sangat rentan.
- Membuat ibu lebih sehat dan hubungan anak dengan ibu dapat terjalin dengan baik melalui pemberian ASI. Selain itu juga ibu yang menyusui anaknya akan dapat melepaskan ketegangan dan memperkecil resiko terkena kanker ovarium.
Anak Diajarkan Beolahraga
Islam menganjurkan kepada orangtua untuk melakukan pembinaan
rohani dan jasmani anak serta menjaga keseimbangan antara keduanya. Pada
dasarnya Islam mendorong manusia untuk meraih kekuatan jasmani dan rohani.
Pendidikan jasmani kepada anak bisa dimulai dengan mengajarkan shalat, kemudia
berkuda, berenang dan memanah.
Masa kanak-kanak merupakan dasar bagi pertumbuhan dan
perkembangan manusia, oleh karena itu hendaknya orangtua memberikan kebebasan
kepada anak untuk bermain dan beraktivitas. Dalam aktivitas bermain anak akan
merasakan kebahagian dan semangat luar biasa. Lincah dan aktif merupakan
kebutuhan hidup masa kanak-kanak. Jika orangtua menginginkan anaknya menjadi
sehat dan bahagia, maka harus diberikan kesempatan bermain dan beraktivitas
atau menggerakkan tubuhnya. Sebab anak-anak yang menghabiskan waktu di dalam
rumah atau luar rumah dengan bekerja dan melakukan aktivitas serius akan
merusak kesehatannya. Sehingga akan menjadi orang yang lemah dan tidak berkemampuan.
Manfaat anak bermain dan berolahraga adalah dapat meraih
tenaga dan kekuatan. Karena bermain terlebih dalam bentuk olahraga ringan bukan
merupakan hal yang sia-sia dan membuang waktu, namun justru menghasilkan
manfaat yang cukup besar. Olahraga dan bermain merupakan sarana untuk
memperkuat dan membantu pertumbuhan jasmani, menjaga kesehatan, serta
membangkitkan semangat anak.
Dengan demikian, olahraga bukan hanya membantu
pertumbuhan akal dan badan, namun juga akan menjadikan manusia kuat dan tegar.
Karena seorang muslim yang kuat akan dicintai Allah dibandingkan seorang muslim
yang lemah. Rasulullah saw., bersabda: “orang mukmin yang kuat lebih baik
dan lebih disukai daripada seorang mukmin yang lemah,”
B.
Kebutuhan Pendidikan Rohani
Dikumandangkan Adzan
Hak anak yang pertama ketika lahir kedunia adalah
dikumandangkan adzan dan iqamat di telinganya. Mengumandangkan adzan dan iqamat
ini sangat penting karena pendidikan pertama saat anak lahir adalah
diperkenalkannya kalimat tauhid. Adzan dikumandangkan di telinga kanan bayi dan
iqamat dikumandangkan di telanga kiri.
Pendidikan tauhid (akidah) sudah dimulai sebelum bayi
mendengar suara dan ucapan lain. Sehingga anak akan ingat ikrar tauhidnya yang
dilakukan sebelum dilahirkan kedunia. Dengan demikian diharapkan fitrah
islamiyah anak sejak lahir sudah diselamatkan dengan baik.
Anak sudah diperkenalkan dengan Allah sehingga
diharapakan ketika tumbuh dewasa sudah tertanam tauhid dan kepribadian yang
baik. Anak akan mempunyai kepribadian yang jujur, rajin beribadah, merasa
selalu diawasi oleh Allah, malu berbuat buruk, dan seterusnya. Dari anak yang
mempunyai kepribadian baik maka akan mewujudkan masyarakat dan bangsa yang
baik.
Memberikan Nama Baik
Kandungan makna yang ada dalam nama anak akan menjadi harapan
bagi orangtua yang memberikan nama itu. Karena orangtua pasti menginginkan yang
terbaik untuk anaknya kelak ketika tumbuh dewasa. Dengan demikian tanggung
jawab orang tua ketika anak baru lahir adalah memberikan nama yang baik. Maka
seharusnya orangtua muslim memberikan nama yang baik dan mengandung makna yang
baik juga. Dengan nama yang baik dan makna yang baik akan mendorong anak
melakukan kebaikan. Adapun cara-cara memberikan nama yang baik antara lain:
menggunakan kata-kata yang memiliki arti baik, mencontoh nama-nama Nabi, dan
merangkaikan sebuah kata yang berarti pengabdian atau kata lain dengan asmaul
husna. Rasulullah saw. bersabda, “Barang siapa memiliki anak, maka
baguskanlah nama dan pendidikannya”
Nama yang baik akan mengingatkan anak dengan kebaikan
sekaligus mengandung unsur doa, harapan dan pendidikan. Tetapi jangan sampai
keliru dalam memberikan nama kepada anak, karena akan menjadi pukulan berat
terhadap kepribadian dan harga dirinya. Sebab nama yang baik merupakan
kehormatan dan harga diri, sedangkan nama yang buruk atau menggelikan akan
mendatangkan tekanan jiwa, menjadi bahan tertawaan, dan tidak merasa terhormat
ketika berada di tengah orang banyak. Rasulullah sudah berpesan kepada orangtua
“Hak anak terhadap ayahnya itu ada tiga, memberikan nama yang baik, mengajarkan
tulis-menulis, dan menikahkannya bila telah dewasa (baligh)”.
Anak Diaqiqahi
Setelah diperdengarkan kalimat tauhid pada hari pertama
kelahirannya, maka pada hari ketujuh diberikan nama yang baik dan sekaligus
diaqiqahi sebagai bukti kasih sayang orangtua dan sebagai penebus gadaian yang
bebentuk ibadah. Anak pada hakikatnya tergadai dan orangtua menebusnya dengan
aqiqah.
Aqiqah adalah salah satu ajaran Islam yang harus
diperhatikan oleh pemeluknya. Aqiqah ini mengandung unsur pendidikan, yaitu
pendidikan untuk saling berbagi dengan tetangga dan kerabat dekat, dan
pendidikan kasih sayang terhadap anak sebagai titipan dari Allah yang harus
dijaga.
Anak Dikenalkan Keteladanan yang Baik
Model keteladan yang dimaksud disini adalah akhlak yang
mulia. Oleh karena itu, sejak dini perkenalkanlah kepada anak hal-hal yang
baik. Perdengarkanlah di telinga bayi ucapan-ucapan terpuji, melatih
mengucapkan kata-kata yang baik, diperlihatkan perihal perbuat ibadah seperti
peragaan shalat, peragaan wudhu, dan ibadah-ibadah lainnya.
Perkembangan anak pada usia ini sangat pesat karena
mempunyai daya tangkap yang kuat sebagai proses ia beradaptasi pada lingkungan
sekitar. Maka dalam proses ini faktor lingkungan, orangtua, dan keluarga sangat
berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian anak. Ia mudah sekali menirukan
apa yang ia dengar dan apa yang ia lihat. Maka orangtua hendaknya memberikan
tauladan yang baik agar ia tumbuh dengan akhlak yang baik.
Dalam menumbuhkan kepribadian anak agar mampu
menyesuaikan diri di tengah-tengah masyarakat, maka orangtua dan penanggung
jawab anak untuk menghormati anak dan tidak menghinakannya. karena anak yang
merasa direndahkan dan tidak di anggap akan merasa rendah diri dan tertekan
jiwanya. Anak yang sering dihina dan direndahkan akan merasa kurang percaya
diri, tidak bahagia, murung dan tidak bersemangat dalam beraktivitas. Kondisi
itu akan terjadi bahkan bisa berlebihan ketika anak mempunyai rasa peka yang
tinggi. Anak yang merasa tidak diperhatikan akan menjadi pemarah, pesimis,
serta mudah berburuk sangka terhadap orang-orng disekitarnya.
Dalam Al-Qur’an, Allah sudah memberikan aturan yang
sempurna tentang akhlak yang mulia. Seperti dalam Qs. Luqman ayat 16-19:
“(Luqman berkata), ‘Hai anakku, sesungguhnya jika ada
(sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit
atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasanya).
Sesungguhnya Allah maha halus lagi maha mengetahui. Hai anakku, dirikanlah
shalat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari
perbuatan yang munkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.
Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
Dan janganlah kamu memalingkan muka manusia (karena sombong) dan janganlah kamu
berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnyan Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanakanlah kamu dalam
berjalan dan lakukanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”
(Luqman: 16-19)
Ada beberapa poin pesan Luqman terhadap anaknya sebagai
pendidikan akhlak, yaitu:
- Melakukan ibadah kepada Allah dengan ikhlas.
- Larangan menyekutukan Allah dengan yang lain karena merupakan dosa besar.
- Manusia selalu dalam pengawasan Allah dengan ketat maka aktivitas manusia tidak ada yang luput dari pengawasan-Nya.
- Memotivasi anak untuk selalu melakukan kebaikan walaupun kecil karena manusia tidak akan lepas dari pengawasan Allah.
- Anak diminta untuk senantiasa berdakwah, yaitu melalui amar ma’ruf nahi munkar, bersabar dalam dakwah, dan melakukan kebaikan.
- Manusia tidak boleh sombong dan tinggi hati karena ketaatannya kepada Allah.
- Sikap rendah hati dan sopan ketika berbicara dengan khalayak saat berdakwah atau menasehati manusia dalam kebaikan.
Membekali Jiwa Anak dengan Iman
Membekali jiwa anak dengan pendidikan Islam dalam
keluarga harus memperhatikan pendidikan akidah Islamiyah, dimana akidah itu
meruapakn inti dasar keimanan seseorang yang harus ditanamkan kepada anak sejak
dini. Dalam Al-Qur’an, Allah sudah memberikan contoh pendidikan tauhid terhadap
anak yang dapat kita baca dalam kisah Luqman yang memberikan nasihat kepada
anaknya:
“Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya di
waktu ia memberi pelajaran padanya: Hai anakku janganlah kamu mempersekutukan
Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah benar-benar merupakan kedhaliman yang
besar.” (QS. Luqman: 13).
Anak yang beriman akan mempunyai kepribadian baik dalam
kehidupan bermasyarakat karena in memahami bahwa hablum minannas (hubungan
dengan manusia) juga penting selain hablum minallah (hubungan dengan
Allah). Akidah yang baik akan berefek baik terhadap ibadah dan akhlak anak
juga. Maka ajarkan kepada anak sejak dini untuk mengenal Allah sehingga ia akan
tahu fitrahnya diciptkan di dunia ini adalah beribadah kepada-Nya.
Memberikan Pendidikan Terbaik
Pendidikan sangat penting dalam tumbuh kembang anak.
Karena anak dilahirkan dalam keadaan fitrah dan tak berdaya tanpa bantuan dari
orang lain. Sehingga dalam proses pendidikan pada masyarakat modern dibutuhkan
bukan hanya keluarga, namun masyarakat dan negara mempunyai andil dalam proses
pendidikan anak,
Orangtua pasti menginginkan anaknya mendapatkan
pendidikan terbaik walaupun harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Karena
orangtua mengharapkan dengan pendidikan yang terbaik dapat membuat masa depan
anak cerah dan tidak hidup dalam kesusahan.
Orangtua harusnya memahami bahwa mereka adalah penanggung
jawab utama dalam pendidikan anak.-anaknya. Dan secara umum berhasil atau
tidaknya pendidikan anak dihubungkan dengan perkembangan pribadi orangtuanya
dan bagaiman komunikasi dengan anaknya.
Dewasa ini orangtua beranggapan bahwa ketika anaknya
menerima pendidikan di sekolah bertaraf internasional atau nasional, mereka tidak
berurusan dengan pendidikan anaknya. Mereka berpendapat bahwa tugas mereka
adalah membiayai sekolah anaknya dan pendidikan anaknya adalah urusan sekolah.
Sehingga dari orangtua yang mempunyai anggap seperti ini akan melahirkan anak
yang kehilangan perhatian orangtua. Maka tidak heran jika anak melampiaskan
rasa kesepian dari kasih sayang orangtua dengan melakukan kejahatan, pergaulan
bebas, narkoba, dan lain-lain.
Hendaknya orangtua dan lembaga pendidikan formal atau non
formal berkolaborasi dalam mendidik anak sehingga tercipta harmoni yang
sempurna antara rumah dan sekolah. Ini adalah proses yang dapat membantu
anak-anak untuk mengenal diri mereka sendiri dan komunitas dimana mereaka
berada. Sehingga proses pendidikan sperti ini akan melatih anak membuat
keputusan yang bebas tetapi bertanggyng jawab dalam kehidupan pribadi dan
profesionalnya.
Pendidikan terbaik adalah pendidikan yang bukan hanya
mengembangkan aspek intelektual dan fisikal tetapi juga harus mengajarkan
nilai-nilai spiritual, moral, dan sosial. Pendidikan merupakan hal terbesar
yang selalu diutamakan oleh orangtua karena masyarakat sekarang semakin
meyadari betapa pentingnya pendidikan. Pendidikan diberikan kepada anak bahkan
sejak dini. Oleh karena itu, orangtua mempunya peranan penting dalam membimbng
dan mengarahkan anak dalam kehidupan keseharian anak. Kewajiban orangtua
menciptakan linkungan yang kondusif sehingga dapat memancing keluar potensi,
bakat, kecerdasan, dan rasa percaya diri.
Anak Dilatih Menepati Janji
Ingkar janji merupakan sifat yang bisa merusak suatu
rencana dan membuat kecewa. Ingkar janji juga bisa melunturkan kepercayaan
orang lain. Dengan demikian sebagai orangtua atau pendidik, hndaknya
berhati-hati jika berjaji pada anak-anak. Jika banyak berjanji tetapi tidak ditepati,
bisa jadi anak-anak sering kecewa dan tidak percaya apa yang dikatakan.
Hubungannya dengan anak pun bisa tidak lagi mesra. Repotnya lagi, anak-anak
akan mudah meniru kebiasaan orangtua atau pendidik yang suka ingkar janji.
Dalam benak anak, dalam otak kecil dan lembut pada diri
anak, tidak sedikit pun bersemayam buruk sangka terhadap kalian. Dengan amat
lugu, mereka mempercayai kalian, apa yang kalian ucapkan adalah benar dan
pasti. Dengan demikian, kalian harus menjaga dan memperhatikan diri kalian untuk
senantiasa menjaga mereka, sehingga mereka akan meniru dan meneladani perbuatan
dan ucapan kalian. Kedua orangtua harus memperlakukan anak-anak dengan penuh
kejujuran. Hendaklah ditanamkan suatu keyakinan dalam benak anak bahwa janji
dan hukuman terhadap mereka merupakan sebuah kenyataan dan pasti akan
dijalankan. Adanya keyakinan ini justru akan memberikan ketenangan jiwa dan
pikiran, baik bagi para pengasuh dan pembinaan, maupun anak-anak itu sendiri.
Pada saat anak memiliki sebuah keyakinan bahwa ucapan
pengasuh dan pembinanya dijalankan, maka dalam beberapa kasus ia akan menahan
diri dari melakukan pembangkangan dan penentangan. Ada anak yang sibuk bermain
di dekat sebuah rumah bersama teman-temannya. Ibunya memanggil agar ana itu
melakukan suatu pekerjaan, namun ia tidak menghiraukan panggilan ibunya. Ibunya
mengancam untuk memukulnya, maka teman-temannya merasa kasihan dan menasehati
supaya segera pergi menemuui ibunya agar tak dipukul. Sang anak berkata kepada
teman-temannya. “Saya lebih tahu ibuku daripada kalian, ibuku hanya bicara dan
tak pernah melakukan apa yang dibicarakan, ibuku tak pernah menepati apa yang
dijanjikan dan apa yang diucapkan.”
Sebagai anak, pasti mengetahui bahwa berbohong menipu,
mencuri dan berkhianat adalah bertentangan dengan nilai-nilai moral. Tatkala ayah
dan ibu ingin membantu anak-anaknya membangun moralitas mereka, maka
pertama-tama mereka berdua harus memulainya dari diri mereka sendiri. Jika
mereka menginginkan anak mereka tidak berbohong maka pertama-tama mereka berdua
harus memualina dari diri mereka sendiri harus berlaku jujur. Jika menginginkan
anak-anak menepati janji maka kalian harus menepati janji yang diberikan kepada
anak-anak.
Dengan demikian bagi para pemdidik dan pembina yang
bersikap jujur dan menepati janji kepada anak-anak, akan membuat mereka
terhormat di mata anak-anak; mereka telah mengerjakan kepada anak-anak untuk
berbuat berbaik sangka kepada semuanya. Sebaliknya ancaman yang tidak pernah
dilaksanakan maka akan berdampak buruk pula bagi anak.
Anak Dilatih Sifat Keberanian
Sebagai orangtua kadang melihat anaknya mempunyai rasa
takut terhadap sesuatu baik terhadapat yang terlihat nyata maupun yang tidak.
Seperti takut terhadap kucing, takut terhadap tikus, maupun yang disebut hantu.
Perasaan takut sebenarnya muncul atau terjadi karena orangtua memperlihatkan
rasa takut atau rasa lemahnya terhadap seuatu.
Rasa taku yang dialami anak juga bisa terjadi karena
orang-orang di dekat anak atau teman sebayanya sering mengejek atau
menakut-nakuti anak dengan seuatu. Akibat pengaruh itu anak akan belajar bahwa
dia juga harus takut terhadap sesuatu itu.
Dalam mengahadapi rasa takut anak itu, orangtua biasanya
berusaha memberikan ketenangan atau merangkul anak sambil memberikan makanan
kecil kesukaan anak agar anak menjadi tenang. Atau sebaliknya orangtua yang
agak disiplin akan memaksa anak itu mendekatkan anak dengan obyek yabg ditakuti
itu.
Mengatasi rasa takut anak sebaiknya dilakukan secara
perlahan dengan menjadikan orangtua sebagai contoh. Kalau anak takut kucing,
orangtua bisa memberi contoh memegang kucing dan biarkan anak meyaksikannya.
Bisa juga anak diajak membeli boneka kucing yang lucu-lucu tanpa merasa
terpaksa. Sehingga diharapkan anak dapat menghilangan rasa takutnya dan tumbuh
rasa keberanian dalam dirinya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar