Jumat, 04 Desember 2015

BAB II Tanggung Jawab Orangtua Terhadap Pendidikan Anak



BAB II Tanggung Jawab Orangtua Terhadap Pendidikan Anak
Anak merupakan investasi unggul untuk melanjutkan kelestarian peradadaban sebuah masyarakat bahkan sebuah bangsa. Maka orangtua harus memperhatikan pendidikan dan hak-hak anaknya. Orangtua memiliki tugas yang sangat penting dalam memenuhi dan memperhatikan anak-anaknya. Dalam Islam usaha orangtua dan pendidik dalam membina dan mendidik anak serta memenuhi kebutuhan mereka merupakan ibadah dan bernilai pahala di hadapan Allah.
Kedudukan anak bisa dikatakan sebagai jantung hati ayah dan ibunya yang berjalan dihadapan mereka. Sehingga anak sebagai jantung hati orangtua selalu ada dalam pemikiran ayah dan ibunya. Anak-anak dijadikan berada dibawah pengawasan dan perhatian orangtuanya selama anak masih kecil. Apabila mereka dewasa, mereka hidup mandiri, mengarungi bahtera hajat sendiri beserta anggota masyarakat lainnya.
Tanggung jawab orangtua memenuhi hak-hak pendidikan anak dibagi menjadi dua, hak anak dalam kebutuhan pendidikan jasmani dan hak anak dalam kebutuhan pendidikan rohani. Hak anak dalam kebutuhan pendidikan jasmani meliputi kebutuhan anak dengan Air Susus Ibu (ASI) dan kebutuhan anak dengan olahraga (kesehatan tubuh). Sedangkan hak anak dalam kebutuhan rohani adalah kebutuhan anak sejak lahir sampai dewasa.
A.    Kebutuhan Pendidikan Jasmani Anak
Anak Diberikan Susu Ibu
Menyusui bayi berarti memberikan makanan kepada bayi agar dapat berkembang dan tumbuh secara sempurna, baik fisik maupun psikisnya. Hal itu sebagai buktikasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Unsur pendidikan yang diberikan ibu lewat ASI memiliki arti sangan urgen. Ibu hendaknya memberikan ASI yang benar-benar halal dan baik. Karena saat menyusui seperti saripati ibu disedot oleh anak, maka makanan yang di konsumsi ibu adalah makanan yang halal dan baik.
Bagi anak tidak ada air susu yang lebih baik daripada air susu ibu. Allah memerintahkan seorang ibu untuk menyusui anaknya:”Para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan” (Qs. Al-Baqarah: 233). Air susu ibu berbentuk sedemikian rupa agar lambung anak mudah untuk mencernanya. Rasulullah saw., bersabda: “Tidak ada air susu yang lebih baik bagi anak yang melebihi air susu ibu sebab tatkala ia lahir, makanan yang dikonsumsi dalam rahim ibunya kini berubah menjadi air susu ibu, dan berada diluar rahim melalui puting susu (ibunya).”
Islam sangat memperhatikan pembinaan dan perawatan anak secara detail, karena itu Islam mendorong ibu untuk menyusui anaknya. Ibu yang mau menyusui anaknya akan merasakan kebagahagian tersendiri. Kebiasaan menyusui anak akan membuat anak mengenal cinta dari ibunya. Sekiranyaibu tidak mau menyusui anak berarti ibu tidak mencurahkan kasih sayangnya secara penuh kepada anak. Maka hendaknya pada tahun-tahun pertama anak dapat merasakan kasih sayang yang utuh dari ibunya. Karena kasih sayang dan cinta ibunya akan melembutkan hati anak.
Masa sempurna menyusui anak adalah sampai anak berumur dua tahun, namun ibu dapat menyususi anak kurang dari dua tahun. Allah menyerahkan masa lamanya menyusui kepada ibu, sehingga ibu dapat memperhatikan kepentingan anaknya dengan serius. Air susu ibu dapat memberikan hasil dengan maksimal kepada anak, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
  1. Ibu harus dalam keadaan sehat dan normal.
  2. Ibu harus makan berbagai jenis makanan dalam porsi cukup serta mengandung berbagai vitamin yang diperlukan tubuh.
  3. Ibu tidak boleh minum minuman yang beralkohol, teh dan kopi. Sebab alkohol dan kandungan zat yang ada dalam kopi atau teh dapat menyebabkan anak susah untuk tidur.
  4. Rasa sedih, gelisah, takut, dan binggung dapat mempengaruhi jumlah air susu yang dihasilkan serta mempengaruhi komposisi air susu.
  5. Berjalan-jalan ditempat terbuka dan segar akan memperbanyak jumlah air susu ibu.
  6. Wanita yang menyusui harus lebih banyak mengonsumsi makanan basah dan cair.
Manfaat pemberian ASI secara eksklusif mempunyai manfaat yang banyak bagi ibu dan anak. Tetapi banyak ibu yang tidak mau menyusui anaknya karena ibu belum sadar akan pentingnya memberikan ASI. Berikut adalah beberap manfaat ASI yang dikutip dari disehat.com dan doktersehat.com:
  1. Meningkatkan kecerdasana anak, yaitu kecerdasan otak dan kecerdasan mental anak karena di dalam ASI terdapat zat yang tidak bisa ditemukan pada susu manapun atau makanan manapun. Zat penting yang dibutuh oleh bayi dan terdapat dalam ASI adalah DHA, AA, Omega 6, laktosa, taurin, protein, laktobasius, vitamin A, kolostrum, lemak, zat besi, laktoferin, dan lisozim.
  2. Menambah ketebalan tubuh bayi.
  3. Lebih terjamin mutunya karena ASI keluar langsung dari tubuh ibu dan tidak terkontaminasi oleh bahan-bahan kimia yang dapat membahayakan bayi. ASI juga lebih ekonomis karena gratis dan kualitasnya dijamin baik. Selain itu juga ASI tidak basi dan selalu segar.
  4. Mencegah infeksi usus bayi karena sistem pencernaan bayi masih sangat rentan.
  5. Membuat ibu lebih sehat dan hubungan anak dengan ibu dapat terjalin dengan baik melalui pemberian ASI. Selain itu juga ibu yang menyusui anaknya akan dapat melepaskan ketegangan dan memperkecil resiko terkena kanker ovarium.
Anak Diajarkan Beolahraga
Islam menganjurkan kepada orangtua untuk melakukan pembinaan rohani dan jasmani anak serta menjaga keseimbangan antara keduanya. Pada dasarnya Islam mendorong manusia untuk meraih kekuatan jasmani dan rohani. Pendidikan jasmani kepada anak bisa dimulai dengan mengajarkan shalat, kemudia berkuda, berenang dan memanah.
Masa kanak-kanak merupakan dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia, oleh karena itu hendaknya orangtua memberikan kebebasan kepada anak untuk bermain dan beraktivitas. Dalam aktivitas bermain anak akan merasakan kebahagian dan semangat luar biasa. Lincah dan aktif merupakan kebutuhan hidup masa kanak-kanak. Jika orangtua menginginkan anaknya menjadi sehat dan bahagia, maka harus diberikan kesempatan bermain dan beraktivitas atau menggerakkan tubuhnya. Sebab anak-anak yang menghabiskan waktu di dalam rumah atau luar rumah dengan bekerja dan melakukan aktivitas serius akan merusak kesehatannya. Sehingga akan menjadi orang yang lemah dan tidak berkemampuan.
Manfaat anak bermain dan berolahraga adalah dapat meraih tenaga dan kekuatan. Karena bermain terlebih dalam bentuk olahraga ringan bukan merupakan hal yang sia-sia dan membuang waktu, namun justru menghasilkan manfaat yang cukup besar. Olahraga dan bermain merupakan sarana untuk memperkuat dan membantu pertumbuhan jasmani, menjaga kesehatan, serta membangkitkan semangat anak.
Dengan demikian, olahraga bukan hanya membantu pertumbuhan akal dan badan, namun juga akan menjadikan manusia kuat dan tegar. Karena seorang muslim yang kuat akan dicintai Allah dibandingkan seorang muslim yang lemah. Rasulullah saw., bersabda: “orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai daripada seorang mukmin yang lemah,”
B.     Kebutuhan Pendidikan Rohani
Dikumandangkan Adzan
Hak anak yang pertama ketika lahir kedunia adalah dikumandangkan adzan dan iqamat di telinganya. Mengumandangkan adzan dan iqamat ini sangat penting karena pendidikan pertama saat anak lahir adalah diperkenalkannya kalimat tauhid. Adzan dikumandangkan di telinga kanan bayi dan iqamat dikumandangkan di telanga kiri.
Pendidikan tauhid (akidah) sudah dimulai sebelum bayi mendengar suara dan ucapan lain. Sehingga anak akan ingat ikrar tauhidnya yang dilakukan sebelum dilahirkan kedunia. Dengan demikian diharapkan fitrah islamiyah anak sejak lahir sudah diselamatkan dengan baik.
Anak sudah diperkenalkan dengan Allah sehingga diharapakan ketika tumbuh dewasa sudah tertanam tauhid dan kepribadian yang baik. Anak akan mempunyai kepribadian yang jujur, rajin beribadah, merasa selalu diawasi oleh Allah, malu berbuat buruk, dan seterusnya. Dari anak yang mempunyai kepribadian baik maka akan mewujudkan masyarakat dan bangsa yang baik.
Memberikan Nama Baik
Kandungan makna yang ada dalam nama anak akan menjadi harapan bagi orangtua yang memberikan nama itu. Karena orangtua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya kelak ketika tumbuh dewasa. Dengan demikian tanggung jawab orang tua ketika anak baru lahir adalah memberikan nama yang baik. Maka seharusnya orangtua muslim memberikan nama yang baik dan mengandung makna yang baik juga. Dengan nama yang baik dan makna yang baik akan mendorong anak melakukan kebaikan. Adapun cara-cara memberikan nama yang baik antara lain: menggunakan kata-kata yang memiliki arti baik, mencontoh nama-nama Nabi, dan merangkaikan sebuah kata yang berarti pengabdian atau kata lain dengan asmaul husna. Rasulullah saw. bersabda, “Barang siapa memiliki anak, maka baguskanlah nama dan pendidikannya”
Nama yang baik akan mengingatkan anak dengan kebaikan sekaligus mengandung unsur doa, harapan dan pendidikan. Tetapi jangan sampai keliru dalam memberikan nama kepada anak, karena akan menjadi pukulan berat terhadap kepribadian dan harga dirinya. Sebab nama yang baik merupakan kehormatan dan harga diri, sedangkan nama yang buruk atau menggelikan akan mendatangkan tekanan jiwa, menjadi bahan tertawaan, dan tidak merasa terhormat ketika berada di tengah orang banyak. Rasulullah sudah berpesan kepada orangtua “Hak anak terhadap ayahnya itu ada tiga, memberikan nama yang baik, mengajarkan tulis-menulis, dan menikahkannya bila telah dewasa (baligh)”.
Anak Diaqiqahi
Setelah diperdengarkan kalimat tauhid pada hari pertama kelahirannya, maka pada hari ketujuh diberikan nama yang baik dan sekaligus diaqiqahi sebagai bukti kasih sayang orangtua dan sebagai penebus gadaian yang bebentuk ibadah. Anak pada hakikatnya tergadai dan orangtua menebusnya dengan aqiqah.
Aqiqah adalah salah satu ajaran Islam yang harus diperhatikan oleh pemeluknya. Aqiqah ini mengandung unsur pendidikan, yaitu pendidikan untuk saling berbagi dengan tetangga dan kerabat dekat, dan pendidikan kasih sayang terhadap anak sebagai titipan dari Allah yang harus dijaga.
Anak Dikenalkan Keteladanan yang Baik
Model keteladan yang dimaksud disini adalah akhlak yang mulia. Oleh karena itu, sejak dini perkenalkanlah kepada anak hal-hal yang baik. Perdengarkanlah di telinga bayi ucapan-ucapan terpuji, melatih mengucapkan kata-kata yang baik, diperlihatkan perihal perbuat ibadah seperti peragaan shalat, peragaan wudhu, dan ibadah-ibadah lainnya.
Perkembangan anak pada usia ini sangat pesat karena mempunyai daya tangkap yang kuat sebagai proses ia beradaptasi pada lingkungan sekitar. Maka dalam proses ini faktor lingkungan, orangtua, dan keluarga sangat berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian anak. Ia mudah sekali menirukan apa yang ia dengar dan apa yang ia lihat. Maka orangtua hendaknya memberikan tauladan yang baik agar ia tumbuh dengan akhlak yang baik.
Dalam menumbuhkan kepribadian anak agar mampu menyesuaikan diri di tengah-tengah masyarakat, maka orangtua dan penanggung jawab anak untuk menghormati anak dan tidak menghinakannya. karena anak yang merasa direndahkan dan tidak di anggap akan merasa rendah diri dan tertekan jiwanya. Anak yang sering dihina dan direndahkan akan merasa kurang percaya diri, tidak bahagia, murung dan tidak bersemangat dalam beraktivitas. Kondisi itu akan terjadi bahkan bisa berlebihan ketika anak mempunyai rasa peka yang tinggi. Anak yang merasa tidak diperhatikan akan menjadi pemarah, pesimis, serta mudah berburuk sangka terhadap orang-orng disekitarnya.
Dalam Al-Qur’an, Allah sudah memberikan aturan yang sempurna tentang akhlak yang mulia. Seperti dalam Qs. Luqman ayat 16-19:
“(Luqman berkata), ‘Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasanya). Sesungguhnya Allah maha halus lagi maha mengetahui. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang munkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). Dan janganlah kamu memalingkan muka manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnyan Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanakanlah kamu dalam berjalan dan lakukanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (Luqman: 16-19)
Ada beberapa poin pesan Luqman terhadap anaknya sebagai pendidikan akhlak, yaitu:
  1. Melakukan ibadah kepada Allah dengan ikhlas.
  2. Larangan menyekutukan Allah dengan yang lain karena merupakan dosa besar.
  3. Manusia selalu dalam pengawasan Allah dengan ketat maka aktivitas manusia tidak ada yang luput dari pengawasan-Nya.
  4. Memotivasi anak untuk selalu melakukan kebaikan walaupun kecil karena manusia tidak akan lepas dari pengawasan Allah.
  5. Anak diminta untuk senantiasa berdakwah, yaitu melalui amar ma’ruf nahi munkar, bersabar dalam dakwah, dan melakukan kebaikan.
  6. Manusia tidak boleh sombong dan tinggi hati karena ketaatannya kepada Allah.
  7. Sikap rendah hati dan sopan ketika berbicara dengan khalayak saat berdakwah atau menasehati manusia dalam kebaikan.

Membekali Jiwa Anak dengan Iman
Membekali jiwa anak dengan pendidikan Islam dalam keluarga harus memperhatikan pendidikan akidah Islamiyah, dimana akidah itu meruapakn inti dasar keimanan seseorang yang harus ditanamkan kepada anak sejak dini. Dalam Al-Qur’an, Allah sudah memberikan contoh pendidikan tauhid terhadap anak yang dapat kita baca dalam kisah Luqman yang memberikan nasihat kepada anaknya:
“Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya di waktu ia memberi pelajaran padanya: Hai anakku janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah benar-benar merupakan kedhaliman yang besar.” (QS. Luqman: 13).
Anak yang beriman akan mempunyai kepribadian baik dalam kehidupan bermasyarakat karena in memahami bahwa hablum minannas (hubungan dengan manusia) juga penting selain hablum minallah (hubungan dengan Allah). Akidah yang baik akan berefek baik terhadap ibadah dan akhlak anak juga. Maka ajarkan kepada anak sejak dini untuk mengenal Allah sehingga ia akan tahu fitrahnya diciptkan di dunia ini adalah beribadah kepada-Nya.

Memberikan Pendidikan Terbaik
Pendidikan sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Karena anak dilahirkan dalam keadaan fitrah dan tak berdaya tanpa bantuan dari orang lain. Sehingga dalam proses pendidikan pada masyarakat modern dibutuhkan bukan hanya keluarga, namun masyarakat dan negara mempunyai andil dalam proses pendidikan anak,
Orangtua pasti menginginkan anaknya mendapatkan pendidikan terbaik walaupun harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Karena orangtua mengharapkan dengan pendidikan yang terbaik dapat membuat masa depan anak cerah dan tidak hidup dalam kesusahan.
Orangtua harusnya memahami bahwa mereka adalah penanggung jawab utama dalam pendidikan anak.-anaknya. Dan secara umum berhasil atau tidaknya pendidikan anak dihubungkan dengan perkembangan pribadi orangtuanya dan bagaiman komunikasi dengan anaknya.
Dewasa ini orangtua beranggapan bahwa ketika anaknya menerima pendidikan di sekolah bertaraf internasional atau nasional, mereka tidak berurusan dengan pendidikan anaknya. Mereka berpendapat bahwa tugas mereka adalah membiayai sekolah anaknya dan pendidikan anaknya adalah urusan sekolah. Sehingga dari orangtua yang mempunyai anggap seperti ini akan melahirkan anak yang kehilangan perhatian orangtua. Maka tidak heran jika anak melampiaskan rasa kesepian dari kasih sayang orangtua dengan melakukan kejahatan, pergaulan bebas, narkoba, dan lain-lain.
Hendaknya orangtua dan lembaga pendidikan formal atau non formal berkolaborasi dalam mendidik anak sehingga tercipta harmoni yang sempurna antara rumah dan sekolah. Ini adalah proses yang dapat membantu anak-anak untuk mengenal diri mereka sendiri dan komunitas dimana mereaka berada. Sehingga proses pendidikan sperti ini akan melatih anak membuat keputusan yang bebas tetapi bertanggyng jawab dalam kehidupan pribadi dan profesionalnya.
Pendidikan terbaik adalah pendidikan yang bukan hanya mengembangkan aspek intelektual dan fisikal tetapi juga harus mengajarkan nilai-nilai spiritual, moral, dan sosial. Pendidikan merupakan hal terbesar yang selalu diutamakan oleh orangtua karena masyarakat sekarang semakin meyadari betapa pentingnya pendidikan. Pendidikan diberikan kepada anak bahkan sejak dini. Oleh karena itu, orangtua mempunya peranan penting dalam membimbng dan mengarahkan anak dalam kehidupan keseharian anak. Kewajiban orangtua menciptakan linkungan yang kondusif sehingga dapat memancing keluar potensi, bakat, kecerdasan, dan rasa percaya diri.

Anak Dilatih Menepati Janji
Ingkar janji merupakan sifat yang bisa merusak suatu rencana dan membuat kecewa. Ingkar janji juga bisa melunturkan kepercayaan orang lain. Dengan demikian sebagai orangtua atau pendidik, hndaknya berhati-hati jika berjaji pada anak-anak. Jika banyak berjanji tetapi tidak ditepati, bisa jadi anak-anak sering kecewa dan tidak percaya apa yang dikatakan. Hubungannya dengan anak pun bisa tidak lagi mesra. Repotnya lagi, anak-anak akan mudah meniru kebiasaan orangtua atau pendidik yang suka ingkar janji.
Dalam benak anak, dalam otak kecil dan lembut pada diri anak, tidak sedikit pun bersemayam buruk sangka terhadap kalian. Dengan amat lugu, mereka mempercayai kalian, apa yang kalian ucapkan adalah benar dan pasti. Dengan demikian, kalian harus menjaga dan memperhatikan diri kalian untuk senantiasa menjaga mereka, sehingga mereka akan meniru dan meneladani perbuatan dan ucapan kalian. Kedua orangtua harus memperlakukan anak-anak dengan penuh kejujuran. Hendaklah ditanamkan suatu keyakinan dalam benak anak bahwa janji dan hukuman terhadap mereka merupakan sebuah kenyataan dan pasti akan dijalankan. Adanya keyakinan ini justru akan memberikan ketenangan jiwa dan pikiran, baik bagi para pengasuh dan pembinaan, maupun anak-anak itu sendiri.
Pada saat anak memiliki sebuah keyakinan bahwa ucapan pengasuh dan pembinanya dijalankan, maka dalam beberapa kasus ia akan menahan diri dari melakukan pembangkangan dan penentangan. Ada anak yang sibuk bermain di dekat sebuah rumah bersama teman-temannya. Ibunya memanggil agar ana itu melakukan suatu pekerjaan, namun ia tidak menghiraukan panggilan ibunya. Ibunya mengancam untuk memukulnya, maka teman-temannya merasa kasihan dan menasehati supaya segera pergi menemuui ibunya agar tak dipukul. Sang anak berkata kepada teman-temannya. “Saya lebih tahu ibuku daripada kalian, ibuku hanya bicara dan tak pernah melakukan apa yang dibicarakan, ibuku tak pernah menepati apa yang dijanjikan dan apa yang diucapkan.”
Sebagai anak, pasti mengetahui bahwa berbohong menipu, mencuri dan berkhianat adalah bertentangan dengan nilai-nilai moral. Tatkala ayah dan ibu ingin membantu anak-anaknya membangun moralitas mereka, maka pertama-tama mereka berdua harus memulainya dari diri mereka sendiri. Jika mereka menginginkan anak mereka tidak berbohong maka pertama-tama mereka berdua harus memualina dari diri mereka sendiri harus berlaku jujur. Jika menginginkan anak-anak menepati janji maka kalian harus menepati janji yang diberikan kepada anak-anak.
Dengan demikian bagi para pemdidik dan pembina yang bersikap jujur dan menepati janji kepada anak-anak, akan membuat mereka terhormat di mata anak-anak; mereka telah mengerjakan kepada anak-anak untuk berbuat berbaik sangka kepada semuanya. Sebaliknya ancaman yang tidak pernah dilaksanakan maka akan berdampak buruk pula bagi anak.
Anak Dilatih Sifat Keberanian
Sebagai orangtua kadang melihat anaknya mempunyai rasa takut terhadap sesuatu baik terhadapat yang terlihat nyata maupun yang tidak. Seperti takut terhadap kucing, takut terhadap tikus, maupun yang disebut hantu. Perasaan takut sebenarnya muncul atau terjadi karena orangtua memperlihatkan rasa takut atau rasa lemahnya terhadap seuatu.
Rasa taku yang dialami anak juga bisa terjadi karena orang-orang di dekat anak atau teman sebayanya sering mengejek atau menakut-nakuti anak dengan seuatu. Akibat pengaruh itu anak akan belajar bahwa dia juga harus takut terhadap sesuatu itu.
Dalam mengahadapi rasa takut anak itu, orangtua biasanya berusaha memberikan ketenangan atau merangkul anak sambil memberikan makanan kecil kesukaan anak agar anak menjadi tenang. Atau sebaliknya orangtua yang agak disiplin akan memaksa anak itu mendekatkan anak dengan obyek yabg ditakuti itu.
Mengatasi rasa takut anak sebaiknya dilakukan secara perlahan dengan menjadikan orangtua sebagai contoh. Kalau anak takut kucing, orangtua bisa memberi contoh memegang kucing dan biarkan anak meyaksikannya. Bisa juga anak diajak membeli boneka kucing yang lucu-lucu tanpa merasa terpaksa. Sehingga diharapkan anak dapat menghilangan rasa takutnya dan tumbuh rasa keberanian dalam dirinya




Tidak ada komentar:

Posting Komentar