Minggu, 20 Desember 2015

BAB 3 Mendidik Anak Sejak Dini



BAB 3 Mendidik Anak Sejak Dini
Anak adalah amanah dari Allah swt., kepada orang yang dikehendaki. Anak adalah amanah yang harus dijaga, dibesarkan, dan dididik dengan penuh cinta, kasih saying serta tanggung jawab. Oleh karena itu, maka orangtua juga mempunyai kewajiban untuk mendidik anak-anaknya agar kelak bisa menjadi manusia yang beriman, berilmu sekaligus bertakwa kepada Allah swt. Hal ini merupakan bentuk dari tanggung jawab terhadap amanah yang diberikan itu. Namun sering kali anak menjadi penguji kesabaran orangtua dengan tingkah lakunya yang membuat kesal dan marah.
Tetapi itu tidak akan terjadi jika orangtua menyadari bahwa Allah memberikan anak sebagai penyejuk mata dan hati. Anak sebagai penyejuk dapat menghilangkan penat yang disebabkan oleh kesibukan dunia yang tak ada habisnya. Anak dengan segala tingkah lakunya membuat orangtua harus menyadari bahwa itulah hakikat dari amanah yang diberikan Allah. Orangtua diberikan tugas untuk mendidik anak dengan penuh kesabaran, cinta serta kasih sayang hingga anak dapat tumbuh menjadi orang yang berguna.
Maka orangtua hendaklah mendidik anak sesuai dengan zamannya dan perkembangan di masanya. Bukan mendidik mereka seperti orangtua kita mendidik kita dulu. Zaman semakin berkembang, teknologi juga semakin berkembang. Sehingga tidak mungkin mendidik anak dengan pola yang sama dengan pendidikan di masa dahulu yang belum mengenal kemajuan teknologi.
Orangtua harus mampu mendinamiskan dirinya dalam pola pendidikan dan pengasuhan kepada anak zaman sekarang. Sehingga anak mendapatkan pendidikan yang dapat menghidupkan jiwanya, menguatkan tekadnya serta membangkitkan semangat untuk terus menebar kebaikan. Pola pendidikan itu tidak harus di dapatkan dari rumah mewah, sekolah mahal, atau kekayaan, namun dengan cara bijak orangtua untuk menanamkan itu semua dalam diri anak.
Teringat dengan perjuangan ibu yang sangat berat selama Sembilan bulan kehamilannya. Menghadapi dan mengatasi segala ketidaknyamanan yang dirasakan ketika mengandung. Berjuang menahan sakit ketika melahirkan anak. Hingga terdengar suara tangisan pertama bayi ketika lahir ke dunia dengan sehat dan selamat. Perjuangan tidak hanya sebatas itu, namun harus dilanjutkan dengan pendidikan sebaik-baiknya sejak dini.
Pendidikan terbaik bukanlah pendidikan yang mahal atau pendidikan di sekolah bertaraf internasional. Namun pendidikan yang terbaik adalah pendidikan yang menghasilkan anak yang cerdas, juga menjadi pembuka pintu surga dan menjadi penolong bagi kedua orangtuanya di akhirat.
Orangtua mempunyai kewajiban menghantarkan anak menuju masa depan yang cemerlang, yang dapat memberi bobot kepada bumi dengan meninggikan kalimat Allah, Laa Ilaha Illallah. Menghantarkan anak dengan bersusah payah tidak masalah asalkan anak menjadi hamba Allah yang banyak bersujud kepada-Nya.
Mendidik anak memang tidak selalu menyenangkan dan indah. Adakalanya orangtua dalam proses mendidik anak merasakan duka, kesulitan, ujian kesabaran, dan keteguhan hati untuk dapat selalu membimbingnya dengan baik. Jika kesulitan yang di dapatkan dalam mendidik anak maka orangtua haruslah bersabar. Mungkin dengan itu Allah sedang menguji orangtua atas amanah yang Allah titipkan. Biarkanlah kesulitan itu kelak membuahkan hasil yang menggembirakan di kemudian hari, yaitu anak yang saleh.
Allah akan senantiasa membimbing orangtua untuk dapat mendidikan anak-anaknya dengan pendidikan terbaik. Allah akan memberikan kekuatan kepada orangtua untuk mempersiapkan anak-anaknya mampu mengemban amanah pada zamannya kelak. Sehingga akan terciptanya anak-anak yang cerdas, tidak hanya cerdas otaknya namun juga cerdas hatinya. Anak-anak yang beriman dan bertakwa kepada Allah, menjadi pribadi yang tangguh, teguh pendirian, kuat dalam berprinsip dan menjadi pemimpin di masanya.


Kenalkan Anak dengan Allah
Kapan waktu yang tepat untuk mengenalkan Allah kepada anak? Mungkin itu yang muncul pertama kali di benak orangtua. Jawabannya adalah mengenalkan anak kepada Allah lebih baik dilakukan sejak dini, sejak anak mulai berbicara dan bertanya kepa orangtua siapa Allah itu?
Rasa ingin tahu anak saat masih kecil sangat tinggi maka ketika anak mendengarkan orangtua membaca Al-Qur’an atau berzikir bisa jadi anak akan akan bertanya siapa Allah itu? Maka saat itulah orangtua sebaiknya mulai mengenalkan Allah kepada anak. Namun kebanyakan orangtua menunda menjelaskannya kepada anak karena beranggapan bahwa anak masih kecil sehingga belum mengerti. Cara berpikir seperti ini kurang tepat karena anak mempunyai daya tangkap dan rasa ingin tahu yang tinggi sejak usia dini. Maka sebaiknya orangtua menjelaskan kepada anak dengan bahasa sederhana yang mudah dipahami oleh otaknya.
Misalnya dengan menjelaskan kepada anak bahwa segala sesuatu di dunia ini tidak timbul dengan sendirinya. Segala sesuatu di alam semesta ini ada karena ada yang menciptakannya yaitu Allah swt. Anak pada akhirnya akan berusaha memahami bahwa dirinya, orangtuanya, orang lain dan segala sesuatu yang ada di alam raya ini diciptkan oleh Maha Pencipta, yakni Allah swt.
Jika suatu saat anak bertanya “Apakah aku bisa melihat Allah?” maka jelaskan dengan analogi yang sederhana. Misalnya menganalogikan dengan udara bahwa udara dapat kita rasakan keberadaannya namun tidak dapat dilihat dengan mata manusia karena terbatasnya penglihatan manusia. Begitu juga dengan Allah tidak dapat dilihat dengan keterbatasan penglihatan manusia, namun keberadaannya dapat dirasakan melalui segala ciptaannya yang dapat dilihat. Inilah awal mula penanaman keimanan anak kepada Allah.
Diperlukan kesabaran, ketelatenan, dan kreativitas orangtua dalam mengenalkan Allah kepada anak dan membuat mereka mencintai-Nya. Oleh sebab itu, dekatkan anak dengan aktivitas-aktivitas yang bisa menyadarkannya akan keberadaan Allah. Misalnya dengan mengajarkan anak shalat, berdoa, mengaji, dan bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah.
Orangtua haruslah memahamkan kepada anak bahwa cinta kepada Allah merupakan puncak karunia yang luar biasa. Sehingga jika mencintai selain Allah lebih besar maka Allah akan marah. Cinta kepada Allah merupakan sumber cinta seseorang terhadap segala sesuatu. Dari cinta kepada Allah, makan akan tumbuh cinta kepada Rasulullah, cinta kepada orangtua, cinta kepada sesama manusia, dan cinta kepada sesama makhluk Allah. Dari pemahaman seperti ini kepada anak maka akan membentuk anak saleh yang cinta kepada Allah, mendoakan orangtua, dan mendoakan saudaranya.
Cara mengenalkan anak kepada Allah dapat dilakukan dengan mengenalkan kepada anak tentang pahala dan dosa. Anak-anak biasanya lebih menyukai sesuatu yang nyata dibandingkan dengan yang abstrak. Dia harus mengetahui apa balasannya ketika melakukan kebaikan, dan apa akibatnya ketika dia melakukan keburukan.
Orangtua hendaknya memahamkan kepada anak bahwa Allah Maha Melihat atas apa saja yang mereka lakukan. Ketika mereka melakukan kebaikan maka Allah akan membalasnya dengan pahala, sebaliknya jika mereka melakukan keburukan maka akan mendapatkan hukuman dari Allah berupa dosa.
Mengenalkan anak dengan pahala dan dosa secara tidak langsung orangtua juga mengenalkan surga dan neraka. Gambarkan surga dan neraka kepada anak dengan mudah dan sederhana agar anak dapat dengan mudah mencernanya. Gambarkan surga dengan segala keindahannya agar anak termotivasi untuk melakukan kebaikan. Dan gambarkan pula neraka dengan siksaannya agar anak takut dan menjauhi segalai perbuatan yang tidak baik.
Beranjak dari hal ini, orangtua juga dapat mengenalkan perbuatan-perbuatan yang baik dan di sukai Allah serta memperoleh pahala. Sebaliknya orangtua juga dapat memberi tahu perbuatan-perbuatan buruk dan dibenci Allah sehingga mendapatkan dosa. Orangtua dapat menjelaskan hal ini dengan bantuan buku, film islami, acara televisi yang cocok untuk ditonton anak, dan tentunya bantu anak untuk mendapatkan hikmah dari segala peristiwa yang dilihat atau di alaminya.
Ketika anak beranjak dewasa maka semakin bertambah nalarnya. Sehingga orangtua harus selalu mengulang-ulang untuk menjelaskan bahwa Allah yang memberikan segala kenikmatan yang banyak. Oleh karena itu, pengenalan doa termasuk langkah awal mengajarkan anak untuk bersyukur atas nikmat Allah.
Mengucapkan kalimat “terima kasih Allah” dan “Alhamdulillah” haruslah diajarkan kepada anak dan dibiasakan untuk diucapkan selalu sehingga mereka akan semakin mencintai Allah dan menghargai karunia yang diberikan-Nya.
Menumbuhkan rasa syukur pada diri anak dapat dilakukan orang tua seperti memberi tahu bahwa Allah yang memberikan makanan, menciptakan air untuk menghilangkan haus, memberikan orangtua untuk memeliharanya, memberikan harta, rumah, mobil, serta mainan dan sebagainya. Mengajak anak bersyukur kepada-Nya dengan bentuk cinta kepada Allah dan mematuhi segala perintah-Nya.
Saat anak beranjak semakin besar dan sudah mampu berpikir lebih kompleks maka jelaskan kepada anak bahwa Allah terkadang menguji manusia dengan sesuatu yang tidak disukai atau menimpakan musibah kepada mereka dengan tujuan membersihkan segala dosa dan agar manusia lebih dekat kepada-Nya.
Ajarkan kepada anak tentang 99 nama-nama baik Allah yaitu asmaul husna. Orangtua bukan hanya mengenalkan nama Allah yang akan menumbuhkan rasa cinta kasih dalam jiwa anak terhadap Allah, namun orangtua juga perlu membangun perasaan mereka bahwa Allah Maha Kuasa untuk melindungi mereka.
Dalam pengenalan Allah kepada anak yang terpenting adalah kenalkan Allah dengan cara yang sesuai dengan usia dan tahapan perkembangannya. Sampaikan dengan santai dan menyenangkan. Dan yang paling penting adalah orangtua harus menjadi tauladan anak dalam hal mencintai Allah, karena cara termudah anak mencintai Allah dengan meniru dan meneladani orangtuanya.
Sehingga yang diharapkan setelah anak mengenal Allah dengan benar adalah anak akan mencintai Allah dengan cinta yang sesungguhnya. Kecintaan itu akan terwujud dan tercerminkan dari sikap serta perilaku anak. Anak akan tumbuh menjadi anak yang saleh, mempunyai pijakan yang kuat, berbakti kepada orangtua dan tentunya akan disukai oleh banyak orang karena selalu mengerjakan kebaikan.
Menjadikan Anak Bangga Menjadi Muslim
Mungkin suatu saat akan ada anak yang menanyakan kepada orangtuanya, kenapa mereka beragama muslim? Apakah karena mereka terlahir dari orangtua Islam? Mengapa mereka tidak diberikan kebebasan untuk memilih agamanya sendiri? Jika ada pertanyaan seperti ini maka orangtua harus mampu memberikan jawaban yang tepat. Jawaban yang dapat menguatkan hati anak untuk menjadikan dirinya bahagia dan bangga menjadi seorang muslim.
Orangtua haruslah mampu mempersiapkan anak menjadi generasi yang unggul dengan berawal kecintaan dan kebanggaannya menjadi muslim. Oleh karena dengan itulah identitasnya akan jelas dan anak akan tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, berakhlak baik dan bisa memberikan banyak manfaat kepada orang lain.
Islam sebagai rahmat dan nikmat terbesar dan termulia yang diberikan kepada manusia. Islam mengajarkan kepada manusia untuk menyerahkan diri sepenuhnya pada setiap perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Karena manusia diciptakan untuk menjadi khalifah dimuka bumi dan mengabdi (beribadah) kepada Allah.
Dengan dasar pemahaman ini, orangtua hendaknya menanamkan kecintaan anak kepada Islam, agama yang diyakininya. Cinta kepada Islam baru terwujdu saat kita merasa bahagia memeluknya dan sangat membenci jika keluar (murtad) dari agama Islam.
Ada beberapa alasan dasar yang harus ditanamkan oleh orangtua sehingga menjadikan anak mencintai Islam dan bisa menjadi fondasi yang kuat baginya di kemudian hari:
1.      Islam adalah agama terakhir yang sesuai untuk diterapkan sepanjang zaman dalam segala aspek kehidupan.
2.      Islam adalah agama yang lurus, kokoh, tidak ada keraguan dan kesesatan di dalamnya.
3.      Islam merupakan agama untuk kebebasan, yaitu Islam membebaskan manusia dari penghambaan selain Allah karena manusia hanya wajib menyembah dan melakukan ketaatan kepada Allah swt.
4.      Islam adalah agama yang menjunjung tinggi nilai toleransi.
5.      Islam merupakan agama yang fitrah sesuai dengan kodrat manusia.
6.      Islam adalah agama yang mengajarkan akhlak-akhlak yang terpuji dan Allah memberikan pahala yang besar untuk setiap kebaikan yang dilakukan.
7.      Islam satu-satunya agama yang sangat menghormati kedudukan wanita, menghormati kedudukannya dan hak-haknya.
Pentingnya menanamkan kecintaan anak kepada Islam dikarenakan setiap orangtua pasti menginginkan anak-anaknya menjadi pribadi muslim yang sejati dan taat kepada Allah. Selain itu, mengenalkan dan menanamkan kecintaan anak kepada Islam merupakan tanggung jawab orangtua. Karena anak adalah amanah dari Allah untuk dididik dan diarahkan dalam kebaikan. Semua yang terlibat dalam mendidik anak, baik orangtua, keluarga, masyarakat, ataupun pendidik (guru) akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah.
Masa kanak-kanak adalah masa yang masih jernih dan bersih pemikirannya. Oleh karenanya, pengarahan pada anak agar mengenal agamanya bisa mendapatkan perhatian penuh anak, mendapatkan tempat tersendiri dalam hati dan pikirannya. Sehingga proses menanamkan kecintaan kepada Islam akan lebih mudah dilakukan oleh orangtua. Diibaratkan sebuah buku yang masih bersih lembaran-lembarannya dan siap dituliskan apapun oleh orangtua.
Daya ingat dan kecerdasan anak masih bagus ketika masa kanak-kanak. Hal ini dikarenakan masih sedikit kegelisahan dan masalah yang dihadapi oleh anak yang bisa mengganggu hatinya untuk menerima pengetahuan lain. Maka dari itu, orangtua harus mengoptimalkan masa ini dan mengarahkan anak ke jalan yang benar dengan cara mendekatkan anak kepada agamanya.
Dunia saat ini semakin maju dan canggih namun sayangnya kemajuan itu tidak diiringi dengan kemajuan di bidang moral, akhlak, dan etika. Sehingga yang bisa kita lihat di zaman ini adalah kerusakan moral dimana-mana. Orangtua tentu ingin membekali anaknya dengan kecerdasan dan kekuatan hati serta iman yang teguh. Hal ini dapat terwujud jika orangtua mendidik anaknya dengan arahan agama sedini mungkin. Menanamkan pengethaun agama sejak dini akan berpengaruh kepada perilaku anak dan komitmen dalam kebaikan di masa yang akan datang.
Cara menanamkan, mendidik dan mengenalkan anak dengan agamanya bertujuan untuk menumbuhkan kecintaan anak sejak dini. Ini harus dilakukan oleh orangtua secara bertahap. Berikut adalah beberapa tahapan menanamkan kecintaan anak kepada Islam, yaitu:
1.      Ajarkan kecintaan anak kepada Islam sejak dalam kandungan. Menurut penelitian, janin sudah dapat merespon dengan baik stimulasi atau rangsangan dari luar perut ibu., baik dalam bentuk sentuhan, cahaya dan juga suara. Seorang anak ketika masih dalam kandungan akan merasakan kecintaan kepada Islam ketika ibunya selama mengandung mempunyai rasa kecintaan dan keikhlasan terhadap agamanya. Seorang ibu yang senantiasa melakukan kebaikan dan pembiasan-pembiasaan yang baik serta bernilai pahala akan dirasakan oleh anak.
2.      Segera setalah lahir, perdengarkanlah kepada anak kalimat azan di telinga kanan dan ikamat di telinga kirinya. Karena kalimat tauhid yang diperdengarkan kepada anak ketika baru lahir kedunia merupakan bentuk mendekatkan diri anak kepada Allah.
3.      Berikan keteladanan kepada anak dalam bentuk ibadah-ibadah wajib maupun sunnah. Karena perilaku dan kebiasaan baik orangtua akan melekat diri anak. Kebaikan-kebaikan itu akan menjadi pondasi anak untuk mencintai Islam.
4.      Jelaskan kepada anak tentang rukun iman dan rukun Islam. Setelah mereka mengetahuinya, bantulah mereka untuk mengingatnya dengan cara mengulang-ulangnya hingga hafal, dan kemudian berikan pemahaman kepada anak dengan menjelaskan setiap poin-poinnya.

Mendekatkan Anak dengan Al-Qur’an
Kegiatan membaca A-Qur’an hendaknya secara rutin diperlihatkan kepada anak sejak dini. Hal ini akan memancing rasa ingin tahu anak tentang apa yang dibaca kedua orangtuanya. Anak pun akan terbiasa mendengar lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an yang mengalun merdu di dalam rumahnya.
Jangan hanya membiasakan anak dengan lagu anak-anak yang riang gembira saja meskipun itu juga tidak ada salahnya. Namun lebih baik jika anak diajarkan untuk terbiasa mendengarkan atau melantunkan ayat suci Al-Qur’an.
Orangtua dapat membiasakan memperdengarkan lantunan ayat suci Al-Qur’an ketika anak hendak tidur karena saat itulah anak dalam kondisi rileks dan mampu menyerap informasi dengan optimal. Otak anak saat menjelang tidur akan tetap mengolah informasi bahkan ketika tidur. Informasi yang anak dengar sebelum tidur akan terbawa ke dalam alam sadarnya, maka akan membuat anak terbiasa dan merasa nyaman dengannya.
Ketika anak sudah mulai belajar membaca, ajarkan anak untuk mengenal dan mempelajari huruf-huruf hijaiyah, dan selanjutnya ajak anak juga untuk belajar mengaji Al-Qur’an. Tempat belajar mengaji terbaik adalah dirumah dengan kedua orangtuanya. Namun karena beberapa alasan, misalkan orangtua sibuk atau belum cukup bisa mengajarkan Al-Qur’an kepada anak, maka pilihkanlah tempat dan guru mengaji yang terbaik.
Mengajarkan Al-Qur’an adalah dasar dari pendidikan Islam karena Al-Qur’an adalah pedoman hidup manusia selama di dunia. Al-Qur’an menjadi tempat rujukan berbagai permasalahn yang dihadapi. Itulah mengapa sangat penting anak didekatkan dan diajak mempelajari Al-Qur’an. Agar kelak anak dapat hidup dengan berpedoman kepada Al-Qur’an dan tidak tersesat ketika beranjak dewasa.
Mengenalkan Shalat Sejak Dini kepada Anak
Orangtua hendaknya mengenalkan shalat sejak dini kepada anak karena shalat adalah ibadah yang sangat penting. Oleh karena itu, ketika anak beranjak pada usia baligh maka harus melakukan shalat sebagai suatu kewajiban yang rutin dilaksanakan. Berikut adalah penjelasan pentingnnya mengenalkan shalat kepada anak:
1.      Shalat merupakan perintah Allah dan mematuhi segala perintah Allah adalah sebuah kewajiban bagi muslim.
2.      Rasulullah menegaskan pentingnya mengajarkan shalat kepada anak sejak dini. Ketika anak berusia tujuh tahun harus diperkenalkan dengan shalat karena anak sudah dapat mempelajari gerakan dan bacaan shalat.
3.      Anak adalah amanah yang dititipkan Allah kepada orangtua, maka sudah sepatutnya orangtua mengajarkan kepada anak bagaimana cara bersyukur kepada Allah dengan cara menjalakan perintah-Nya, salah satunya dengan melaksanakan shalat.
4.      Jika orangtua begitu mengkhawatirkan anak akan tertimpa musibah dan bahaya selama hidup di dunia. Maka orangtua juga harus mengkhawatirkan anaknya kelak di akhirat disiksa oleh panasnya api neraka.
5.      Shalat adalah sarana paling tepat yang Allah berikan sebagai penghubung anatara Allah dan hamba-Nya.
6.      Shalat adalah amalan pertama yang akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah di hari akhir nanti.
7.      Mengenalkan dan mengajarkan shalat kepada anak adalah sebuah upaya untuk melindungi anak sebagaimana Allah memerintahkan kita untuk menjaganya.
Mengajarkan sesuatu yang baru apalagi menjadikannya sebagai suatu kebiasaan untuk anak bukanlah perkara yang mudah. Dibutuhkan perhatian yang ekstra, kesabaran, tak kenal lelah dan putus asa dan tentunya keikhlasan karena proses pendidikan ini dijadikan sebagai ladang amal dan kebaikan yang berbuah pahala dari Allah.
Mengenalkan dan mengajarkan shalat kepada anak hendaknya dilakukan dengan lembut, halus, dan mengedepankan motivasi. Maka anak akan melakuakannya dengan ringan dan tanpa paksaan. Mendidik anak dengan kelemah lembutan merupakan perintah Allah.
Tujuan mendasar orangtua adalah bagaimana menjadikan anaknya mencintai shalat dan senang dalam melakukannya. Hal ini dapat diwujudkan hanya dengan mengajarkan kepada anak dengan baik dan tanpa paksaan. Jika mereka sudah mencintai shalat dan kecintaan itu sudah melekat erat di tubuh dan hatinya maka itu akan menjadi bekal dan awal kebaikan baginya dalam hidup. Kelak anak tidak akan meninggalkan shalat dalam keadaan apa pun dan dimana pun.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar